Monday, July 20, 2009

7. SAMPAI JUMPA LAGI

Setelah keluarga Len selesai menyerahkan Len padaku, usailah acara wedding party di rumahnya. Satu persatu kami yang serombongan mulai masuk ke
Dalam mobil. Kebetulan saya dan Len dipersilahkan duduk di mobil paling depan dan juga bangku depan. Saya duduk dekat sopir yang kebetulan abang besanku. Sementara di sebelah kiri atau di dekat pintu adalah istriku.
Di saat akan menaiki mobil, istriku diberi seekor ayam betina dan sehelai selendang Ulos Batak. Dia nampak kegelian melihat ayam itu, tapi mesti begitu, secara adat dia harus menggendong ayam itu. Dia mengatakan bahwa ia tak berani menggendong ayam, tapi ibu dan neneknya memaksa. Katanya itu agar cepat mendapat momongan. Meski tak berani, ia terpaksa menggendong ayam itu sebagai persaratan adat. Melihat betapa tak karuannya istriku menggendong ayam itu karena takutnya, saya jadi ketawa melihatnya sehingga istriku juga akhirnya tertawa dalam suasana itu. Saya jadi tersenyum melihat istriku pada saat itu. Ya, apa boleh buat. Memang itulah budaya dalam keluarga mereka.
Di saat mobil belum berangkat, anak anak di bawah umurpun banyak berdatangan melepas kepergian kami. Suasana ribut anak anak membuat telingaku merasa ribut. Yah, begitulah memang di kampung asal istriku. Bahkan yang lebih lucu, anak anak kecil itu banyak yang bersorak mengatakan 'korslet'. Maksudnya korsleting. Berulang kali anak anak itu mengatakan satu kata itu pada kami. Mereka pasti berpikir ke arah yang negative. Tapi apa mau dikata. Mereka masih terlalu muda untuk dimarahi. Lagi pula mungkin ini sudah menjadi satu kebiasaan di kampung nenek istriku. Selama mobil menunggu, selama itulah anak anak memperolok olokkan kami. Akhirnya saya tak memperdulikan mereka. Mereka memang pasti membayangkan yang bukan bukan. Dasar masih anak anak.
Setelah semua persiapan telah selesai. Mobil pengantinpun sudah akan berangkat. Dari wajah istriku yang ada di antara merasa lucu dan sedih, kamipun mulai berangkat. Kutatap wajah kedua mertuaku yang nampak sedih melepaskan anaknya. Tapi saya tak merasa terharu lagi, sebab aku membawa Len hanya untuk saya sayangi dan saya cintai. Sampai jumpa lagi dengan semua.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment