Thursday, July 23, 2009

14. PEMBERIAN GELAR

Setelah saya selesai memakai busana pengantin berwarma merah, lalu penata rias terus memakaikan lipstik ke bibirku. Waduh, ini yang pertama sekali saya memakai lipstik. Kalau bukan karena pesta pernikahan, saya tidak akan mau memakainya. Tapi karena ini pesta, karena ini sebuah permintaan, akhirnya saya memakainya. Setelah lipstik merah menempel di bibirku, sayapun dipanggil ayah untuk keluar dari kamar ibu. Saya memandang LEN masih sedang dihias. Ketika sampai di ruang tamu, rupanya saya dipanggil untuk mengkhatamkan Al Qur'an. Saya akan dicoba apakah bisa membaca tulis Arab. Kebetulan tempat mengajinya di rumah temanku Medysept 91, yang orang tuanya masih ada hubungam family dengan ibuku. Saya disuruh mengaji oleh seorang ustad. Lalu karena dinilai lolos dalam membaca kitab amma, akhirnya saya dianggap telah selesai mengkhatamkan Al Qur'an. Dan karena kelulusan ini saya diberi nama atau gelar Lobe Muhammad Amin. Dimana Muhammad Amin ini diambil dari nama nenekku. Atau ayah dari ayahku yang telah duluan pulang ke Tuhan sebelum saya dilahirkan. Seusai mengkhatamkan ayat Tuhan di rumah temanku, saya dan yang ada di ruangan itu terus menikmati makanan pagi setelah hidangan disuguhkan. Saat tiba di rumah setelah selesai dengan acara di rumah Medysept 91, ayah dan ibuku menjabat tanganku saat mengetahui bahwa aku sudah dikhatamkan. Berbeda dengan kedatanganku semalam saat pulang dari rumah istriku LEN. Semalam kedua saudara perempuanku menjabat tanganku karena saat saya pergi saya belum punya istri. Tapi saat saya kembali, saya dan LEN sudah saling memiliki. Itu makanya saudara perempuanku sangat terharu menyambut kedatanganku semalam dan langsung menjabat tanganku.
Setelah selesai berjabatan tangan dengan ayah dan ibu, saya kembali masuk ke ruang tata rias. Rupanya istriku juga sudah selesai makan. Dan sekarang sedang mengoleskan lipstik kembali bibirnya.
Saat memandangnya begini, saya benar benar memikirkan bahwa dia begitu cantik. Sungguh berbaik hatilah Tuhan telah memberi istri secantik dia untuk menemaniku dalam suka duka hidup ini.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

2 comments:

  1. Ooo...seremony yang sarat makna dan kenangan yang selalu menghiasi hari-hari kita setiap saat, sungguh indah untuk dikenang.

    ReplyDelete