Monday, July 20, 2009

5. PENYERAHAN

Sangat banyak yang mereka nasehatkan kepadaku dan Len. Dalam acara nasehat atau hata hata itu, penasehat mengatakan bahwa mulai hari ini, nyali atau tondi dari Len sudah diserahkan pada saya. Hidupnya seluruhnya sudah diserahkan pada saya. Manakala Len kurang pandai, saya diharap mengajari Len. Mana yang salah diharap dinasehati. Jika terjadi pertengkaran, Len jangan lagi mengadu ke keluarga Len, tapi mengadulah ke orang tua suaminya atau juga family suaminya. Begitu juga nasehat yang ditujukan pada saya. Tak kusangka sampai sejauh ini nasehatnya. Aku tahu bahwa Len sudah menjadi istriku, tapi aku tidak tahu bahwa penyerahannya sejauh itu. Kini jiwa raga Len sudah menjadi milikku. Terharu sekali saya mendengar semua ini. Tapi memang begitulah adat dan agama yang berlaku. Waktu terus berlalu. Akhirnya pemberian nasehatpun selesai. Barang barang Lenpun mulai diangkat satu persatu ke dalam mobil kami. Lalu ketika kami akan berangkat dari rumah nenek Len, saya terus pamit pada kedua mertuaku. Disini mertuaku menyerahkan Len sepenuhnya padaku secara langsung. Ia begitu terharu. Kulihat dari raut wajahnya. Mertuaku yang perempuan juga begitu. Ia menyerahkan putrinya Len sepenuhnya padaku. Ia berharap agar aku menjaga dan menyayangi Len sebaik baiknya. Sayapun menerima segala penyerahan ini. Memang sebagai seorang suami, sayalah yang harus menjaga dan membimbing Len. Semua nasehat ini akan
Saya ingat. Semua penyerahan ini akan saya gunakan sebagai alat agar aku membimbing istriku dengan penuh cinta. Semoga istriku seorang yang mau mengerti aku untuk selamanya. Semoga semua akan selalu indah seperti saat kami berpacaran, saling membutuhkan dan saling merindukan. Aku mencintai Len. Len mencintai aku. Itulah awal semua ini terjadi. Kami berdua tak mau berpisah, inilah yang menyebabkan akhirnya aku dan Len sudah menjadi suami istri. Dan penyerahan ini terjadi karena kami akan pergi. Len akan bersamaku seterusnya. Semoga rumah tangga kami menjadi keluarga bahagia, Sakinah, mawaddah dan warohmah.
By writer of Hajji Book:
40 Hari Di Tanah Suci
Thank you

No comments:

Post a Comment